Dalam postingan ini, kami bakal “memuntahkan” segala cerita soal suka-duka anak pesantren dan sekolah berasrama. Nggak cuma buat alumni boarding school aja, lho. Kalian yang notabene pergi ke sekolah “biasa” pun bisa menikmatinya…
1. Pas Baru Datang di Hari Pertama, Kalian Excited Banget!!
Gak ada lagi deh yang bakal nyuruh kalian bersih-bersih rumah atau ngomelin kalian pas telat pulang sekolah. Gak ada juga yang namanya rebutan remote TV sama adik atau kakak, atau terpaksa keluar rumah buat beliin Ibuk titipannya di toko sebelah. Pokoknya, kalian bebas dari segala drama di rumah, atau aturan yang diberlakukan orang tua. Yang ada di pikiranmu? Ya cuma satu:
Aku bebaaaaaaaas!!
2. Tapi Beberapa Jam Kemudian...
Ketika seluruh barang milik kalian sudah ditaruh Ibu di lemari, dan ketika kalian sudah dipertemukan dengan wali asrama kalian (biasanya sih kakak kelas atau ustadz/ustadzah), keluarga kalian pun pamit buat balik ke rumah.
Tiba-tiba kalian merasakan sesak di dada. Adegan berikutnya: kalian melambai-lambaikan tangan ke mobil yang membawa orangtuamu, padahal mobilnya sudah tidak terlihat lagi.
Lalu sadar bahwa kamu sendiri.
Sebatang kara.
SENDIRI.
HAHA.
3. Keesokan Harinya, Bantal Kalian Basah…Karena Air Mata
Kalian masih belum move on juga dari rumah. Kalian teringat makanan favoritmu, kasurmu, koleksi, acara tivi favoritmu, dan semua hal yang terpaksa kalian tinggalkan di rumah.
4. Tapi di Depan Guru dan Teman-Teman, Kalian Bakal Pasang Sikap!
“Tadi malem di kamar ini ada yang nangis gitu…itu kamu, ya?”
“Ah, nggak kok! Tadi malem aku tidurnya cepet, kali…”
Biarpun nangis semalaman, kamu harus jaga image sebagai anak yang kuat. Malu dong, udah gede masih nangis!!
#SIKAP
5. Yaahh…Walaupun 3 Jam Kemudian, Pertahananmu Jebol Juga Sih
Pada akhirnya jiwamu memang serapuh remah-remah tempeyek.
6. Pas Bangun di Pagi Berikutnya, Kamu Berharap Yang Membangunkanmu Adalah Ibunda
Biasanya, kamu kesal kalau disuruh bangun pagi oleh Ibu. Pas kamu di pesantren, semuanya berubah!
7. Eh, Yang Bangunin Kamu Malah Pengurus Asrama Yang Galak
Kamu cuma bisa teriak dalam hati: “DOSA APA AKU SELAMA INI??!!”
Itu di dalam hati. Di mulutmu, kamu harus senyum sambil bilang:
“Sobahul khair!!!”
Catatan: “sobahul khair” = “selamat pagi”
8. Pas Kamu Ngeliat Jam, Ternyata Masih Jam 03.00 Dini Hari
Tapi, kamu tetap harus bangun buat sholat tahajud.
9. Setelah Tahajud, Kamu Gak Boleh Tidur Lagi Karena Harus Tadarus Sampai Waktu Sholat Subuh
Lagi-lagi kamu cuma bisa teriak dalam hati: “DOSA APA AKU SELAMA INI!!”
10. Setelah Sholat Subuh, Perjuanganmu Pun Dimulai…Dari Kamar Mandi!!
Antriannya panjang banget. Bayangin aja, satu asrama cuma ada tidak lebih 10 bilik kamar mandi. Padahal jumlah muridnya ada berapa di asrama?
Mau gak mau, kamu harus nge-take kamar mandi dari malam sebelumnya. Gimana caranya? Naruh gayungmu di depan pintu kamar mandi! ^.^
11. Begitu Selesai Belajar di Sekolah, Kamu Malah Disuruh Hapalan Sampai Maghrib
Hapalan surat, hapalan hadits, hapalan kosakata bahasa Arab, hapalan kata mutiara, pokoknya hapalan-hapalan yang susah masuk otak gitu deh….dan itu harus kamu lakukan setiap hari.
Tapi kalo nama-nama anak yang cakep di asrama sebelah sih, hapal semuanya.
12. Kalau Berani Kabur Dari Jadwal? Bakal Kena Hukum!!
Kalau kamu punya nyali, kamu bisa aja mangkir dari jadwal yang udah ditentukan. Tapi siap-siap aja sama konsekuensinya kalau ketahuan. (telinga dijewer)
13. Perjuangan Kamu Berikutnya Adalah… Merelakan Handphonemu “Dititipkan” di Asrama atau di rumah
Dalam rangka mencerdaskan para santri-santrinya, pesantren kamu menerapkan kebijakan untuk tidak boleh membawa handphone dengan alasan agar para santrinya lebih konsentrasi dalam belajar. Kalau sudah terlanjur bawa? Silahkan dititipkan kepada guru asrama tercinta.
14. Dan Komikmu...
Gak boleh, nanti malah baca komik bukannya belajar.
15. Dan Majalahmu...
Ini juga gak boleh, karena banyak gambar yang mengumbar aurat
16. Dan……….Lhoo…Kok Jadi Semuanya?
Celana skinny (Disita karena karena ketat!), mie instan (Biar gak kebanyakan MSG), uang saku yang melebihi jumlah maksimum (Biar gak kecurian), iPod (Biar makin konsen belajar!!), Laptop (Gak perlu bawa!! Di sekolah ada komputer!!) Semuanya terpaksa kamu serahkan ke ustadz, ustadzah, wali kamar, atau guru asramamu. Dan kamu cuma bisa pasrah melihat barang-barang itu dibawa oleh mereka.
Rasanya pengen banget teriak: “KOSONGKAN SAJA KOPER SAYA!! KOSONGKAN!!”
17. Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupmu, Kamu Merasakan Yang Namanya Antri di Wartel (itupun kalau tersedia di asramamu)
Kalau biasanya kamu berkomunikasi menggunakan handphone, kamu malah harus repot-repot antri di wartel asrama kalau mau ngomong sama orang tua. Itu pun juga dibatasin waktunya sama penjaga wartel asrama, biar semua anak bisa dapat giliran.
18. Di Awal Tahun Ajaran, Perawatan Wajib Untuk Rambutmu Adalah Shampo, Kondisioner, Masker Rambut, Dan…..
Punya Peditox (obat kutu rambut) itu ibarat sholat 5 waktu, berdosa kalau gak dilakukan. Kalau bolong sholat dosanya adalah masuk neraka, gak punya Peditox dosanya adalah kutuan.
19. Di Pesantren, Kamu Harus Berjuang Untuk Menghadapi Seniormu
Senior kamu gak pernah ngegencet adik kelas sih, tapi kelakuan ngeselin mereka adalah mereka suka ngejahilin kamu, nyuruh-nyuruh kamu buat beliin atau ngelakuin sesuatu, atau nyinyirin kamu di depan mukamu. Eh, ini sama aja ngegencet ding, hehehehe…
20. Kamu Juga Dapat “Hiburan” Berupa Cerita Horor Dari Seniormu.
Senior: “Dulu di asrama ini, ada yang mati gantung diri karena dihamilin pacarnya!”
Kamu: (Dengan muka ketakutan) “Be… beneran Kak? Gantung diri dimana?”
Senior: “Iyalah beneran, ngapain gue ngibul?! Di kamar 301, eh itu kamar elo ya?”
Alhasil, kamu pun jadi gak bisa tidur semalaman. Sedangkan senior kamu? Hanya ngeloyor pergi dengan wajah penuh kemenangan tanpa dosa.
*Baca ayat kursiy biar gak diganggu setan.*
21. Tapi Gak Jarang Juga, Kamu Malah Kakak-Adekkan Dengan Seniormu.
Memang sih, seniormu nyebelin. Tapi, gak jarang juga kamu jadi punya kakak ketemu gede pas di pesantren.
22. Tinggal di Pesantren Membuat Kamu Punya Prinsip Hidup “One for All, All for One” Kayak The Three Musketeers, Terutama Dalam Hal…
a. Paket Makanan
Kamu mendapatkan kiriman makanan satu kardus penuh dan itu harus dibagikan ke teman-teman satu lantai kamu. Iya, satu lantai bukan satu kamar. Sebenernya sih enggak pa-pa kalau enggak kamu bagi ke teman kamu, tapi ya gak enak aja. Alhasil, kiriman makanan yang awalnya buat cadangan cemilan kamu satu bulan jadi bakal habis dalam waktu satu jam.
b. Penyakit
Satu hari teman kamu sakit flu, 5 hari kemudian hampir satu lantai terkena flu. termasuk kamu. Tinggal di asrama bikin kamu gampang tertular penyakit, karena selalu tinggal bersama selama 24 jam. Jadi kalau ada satu yang sakit, bakal kena sakit semuanya.
Penyakit gak menular pun entah kenapa juga “bakal jadi penyakit menular”. Contoh: Teman kamu ada yang harus operasi gigi karena gigi gerahamnya tumbuh gak bener. Beberapa hari kemudian, ada teman kamu — paling gak 2 sampai 3 orang — yang mengalami hal sama. Aneh tapi nyata. Intinya, murid-murid asrama selalu berbagi, baik dalam hal kebaikan maupun keburukan.
23. Bagi Kamu, Keluar 5 Langkah dari Gerbang Pesantren Adalah Kebebasan Tiada Tara.
Walau cuma ke fotokopian atau warung sebelah yang letaknya di depan gerbang masuk pesantren, kamu udah seneng banget bisa lepas dari aturan asrama. Kalau bisa memilih, kamu lebih milih buat tinggal di tempat fotokopian atau warung aja deh daripada tinggal di asrama.
24. Anak di Sekolah Reguler Excited Ketemu Temannya di Pagi Hari, Hal Ini Gak Berlaku Buat Kamu
Karena selalu ketemuan selama 24 jam dengan teman-temanmu, kamu bosan melihat muka mereka. Alhasil, pagi hari bukan kamu sambut dengan menyapa teman-temanmu tapi dumelan berupa “Elu lagi, elu lagi!” dengan ekspresi bosan.
25. Entah Kenapa, Kamu Selalu Tidur Di Dalam Kelas…
Tiap hari, pasti bakal adaaaa aja saat dimana kamu terlalu ngantuk buat merhatiin pelajaran.
Ah, Allah-ku, apakah ini karena hambamu selalu sholat tahajud tiap hari? *merenung*
26. Gak Cuma Itu Aja, Kamu Juga Bosan Sama Menu Makanan di Dapur.
Makanannya sendiri sebenarnya enak-enak aja. Tapi karena dimasaknya berulang-ulang dan bertahun-tahun selama hidup kamu di asrama, akhirnya kamu bosen juga. Apalagi, makananmu juga selalu harus habis (kalau kamu nggak mau kelaparan/dihukum). Sumpah, kayaknya satu-satunya cara biar kamu gak bosan sama makanan di pesantren adalah direktur pesantrenmu harus ngerekrut Farah Quinn atau Chef Arnold supaya menunya beragam
27. Akhirnya, Kamu Pun Terpaksa Harus Nyelundupin Makanan…
Kalau anak-anak di sekolah reguler bakal nyelundupin hal-hal seperti rokok, lintingan ganja, atau bir, kamu dan teman-temanmu bakal sangat bahagia kalau bisa nyelundupin….
AYAM GORENG...
28. Akhirnya Kamu Tahu Cara Biar Tetap Bisa Bawa HP di Asrama… (akal baru lagi...)
Contoh: Mengecoh guru asrama biar bebas bawa handphone. Bawa aja 2 handphone! Yang satu kamu titipkan, dan yang satu kamu simpen :
29. Selama di Pesantren, Kisah Cintamu Tidak Akan Pernah Direstui…Oleh Gurumu
Pacaran itu hukumnya haram di mata ustadz atau guru asrama kamu. Ini karena pacaran bisa berujung pada perzinaan. Alhasil, pihak pesantren pun membuat aturan yang melarang kalian pacaran. Kalian terpaksa menjalani hubungan cinta yang terlarang dengan resiko disuruh putus, orangtua kamu dipanggil, atau paling parah, dinikahin.
Kalau hukumannya harus nikah sih mending lanjutin aja pacarannya.
Mau cari pacar di luar pesantren? Silahkan aja, tapi yakin bakalan dapet? Buat ke warung depan gerbang aja kamu harus pakai surat izin!
30. Akhirnya, Kamu Pun Pacaran Lewat Surat
Ceritanya, kamu punya pacar yang satu pesantren sama kamu. Karena kalian kebetulan nggak megang handphone, cara komunikasimu dengan dia pun menyerupai cara pacaran ibu dan ayah kalian. Kalian saling kirim surat.
Untuk mengirimnya pun penuh perjuangan! Kamu harus diem-diem menaruh surat itu di suatu tempat rahasia sebelum diambil sama pacarmu. Atau, kamu akan diam-diam memberinya saat ketemu dia di kegiatan dimana santri cewek-cowok bisa kebetulan bercampur. Romantis, ya. Hahaha.
31. Tinggal Di Pesantren, Baju-Baju Kamu Jadi Punya Nama
Bukan, bukan karena kamu sayang dengan baju kamu. Ini biar bajumu gak ketuker aja sama punya teman pas di tempat jemuran. Bajumu ditulisi nama dengan menggunakan spidol atau sulaman, dan ini bikin kamu malu setengah mati kalau sampai ada orang yang melihat.
32. Pas Dikunjungi Orangtua, Kamu Bahagia Banget
Karena bisa melepas rasa rindu. Dan pastinya kamu bakal dibawain oleh-oleh sama mereka.
33. Dan Pas Lagi di Rumah, Kamu Ogah Buat Balik Lagi
Udah betah di rumaaahhh!!!! Nggak mau balik ke penjara suci lagi! (Iyuuwwh….penjara suci…)
34. Sering Juga, Orang Menganggap Kamu Anak Super Alim
Suatu hari di bulan puasa…
Kamu: “Wiihh, udah banyak film baru nih!! Nonton yuk, mumpung gue belum balik ke pondok!!”
Temen: “Beneran lo mau nonton? Gue kira elo mau i’tikaf biar dapat lailatul qadar.”
Dengan kurikulum agama yang lebih padat dan kegiatan ibadah yang seabrek, orang mengira kamu jadi anak alim begitu di pesantren. Kerjaannya cuma ngaji, nggak mau salaman sama lawan jenis, dan zuhud, alias meninggalkan segala kesenangan duniawi. Padahal, kamu juga masih suka nongkrong sama teman-teman kamu. Kamu pun masih punya jiwa muda yang suka coba-coba.
35. Terlepas Dari Suka Dukanya, Kamu Tetep Bersyukur Pernah Hidup Sebagai Santri.
Menjadi santri adalah pelajaran berharga. Kebebasan menggunakan HP, pacaran, atau keluar asrama tak akan sebanding dengan segala cerita yang telah kamu rajut selama di ma’had sana.
Setelah beberapa tahun ditempa, kamu tak hanya berkembang menjadi pribadi yang dewasa. Kamu pun menjadi lebih menghargai makna kebersamaan. Teman-teman yang kamu temui di pesantren bukan lagi cuma ‘teman’. Mereka adalah keluarga: pengganti ayah, ibu, dan sanak saudara yang begitu jauh di rumahmu sana.
Pesantren atau sekolah berasrama akan selalu jadi bagian dirimu. Setelah lulus sekalipun, kamu tidak akan pernah melupakannya. Kamu akan selalu menanti masa dimana kamu bisa kembali. Ketika memikirkan teman-temanmu yang dulu, kamu selalu ingin bersama-sama lagi.
Sekolah dimanapun pasti punya suka-dukanya tersendiri. Tapi setelah membaca postingan ini, tahu ‘kan apa aja pengalaman hidup yang belum tentu bisa kamu dapatkan di sekolah reguler?
Makanya, ayo mondok, sesungguhnya MONDOK itu kreennn...
0 comments:
Post a Comment
Berikan komentar dengan bahasa sopan dan jelas!
Anda sopan, kami pun segan.