Syaikh Zakari Abdul Bila, Ulama Besar Kota Suci Makkah teman seangkatan
beliau mengatakan, “Saya teman seangkatan Syaikh Zainuddin. Saya
bergaul dekat dengannya beberapa tahun. Saya sangat kagum kepadanya. Dia
sangat cerdas, akhlaknya mulia
Dia sangat tekun belajar, sampai sampai jam istirahatpun diisinya dengan menekuni kitab-kitab dan berdiskusi dengan kawan-kawan. Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, karibku, kawan sekelasku. Saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam berprestasi di kala dia dan saya bersama-sama dalam satu kelas di Madrasah Shaulatiyah Makkah. Saya sungguh menyadari akan hal itu. Syaikh Zainuddin adalah manusia ajaib dikelasku karena kegeniusannya yang sangat tinggi. Syaikh Zainuddin adalah ulama’ mujahid. Dia berjuang untuk kejayaan agama, nusa dan bangsanya. saya tahu telah beberapa banyak otak manusia yang diukirnya, telah berapa banyak kader-kader penerus agama, nusa dan bangsa yang dihasilkannya. Saya tahu dia mukhlis (orang ikhlas) dalam berjuang menegakkan iman dan taqwa di negerinya, rela berkorban, cita-citanya luhur. Kelebihannya selain yang disebutkan bahwa dia selalu mendapatkan do’a dari Ulama’-Ulama’ besar di Tanah Suci Makkah Al Mukarramah, utamanya Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al Masysyath.
Pujian
Syaikh Zakaria Abdullah Bila tersebut dikuatkan lagi oleh maha guru yang
paling dicintai dan paling banyak mendo’akan dan memberikan inspirasi
dalam perjuangan beliau, yaitu Maulanasysyaikh Hasan Muhammad Al
Masysyath dengan ucapan “Saya tidak akan berdoa kehadirat Allah SWT.
kecuali kalau Zainuddin itu sudah nampak jelas bersamaku”. Beliau juga
mengatakan bahwa beliau menyayangi setiap orang yang sayang kepada
Syaikh Zainuddin dan tidak menyayangi setiap orang yang tidak sayang
kepada beliau. Selanjutnya beliau menegaskan bahwa Syaikh Zainuddin
adalah ayatun min ayatillah (satu tanda kebesaran Allah SWT).
Mahaguru beliau Al Allamah Asy Syaikh Salim Rahmatullah Mudir (direktur)
Madrasah Shaulatiyah menegaskan “Madrasah Shaulatiyah tidak perlu
memiliki murid banyak, cukup satu orang saja, asalkan memiliki prestasi
dan kualitas seperti Zainuddin”. Al Allamah Al Adib Asy Syaikh As Sayyid
Muhammad Amin Al Kutbi juga maha guru beliau memberikan pujian dalam
syair berbahasa arab, yang artinya :
Demi Allah saya kagum pada Zainuddin
Kagum pda kelebihannya atas orang lain
Pada kebesarannya yang tinggi
Dan kecerdasannya yang tiada tertandingi
Jasanya bersih ibarat sebuah permata
Menunjukkan kebersihan ayah bundanya
Karya-karya tulisnya indah lagi menawan
Penaka bunga-bungaan
Yang tumbuh teratur dilereng pegunungan
Kagum pda kelebihannya atas orang lain
Pada kebesarannya yang tinggi
Dan kecerdasannya yang tiada tertandingi
Jasanya bersih ibarat sebuah permata
Menunjukkan kebersihan ayah bundanya
Karya-karya tulisnya indah lagi menawan
Penaka bunga-bungaan
Yang tumbuh teratur dilereng pegunungan
Di lapangan ilmu ia dirikan Ma’had
Tetap dibanjiri thullab dan thalibat
Menuntut ilmu mengkaji kitab
Ia kobarkan semangat generasi muda
Menggapai mustawa dengan karyanya
Mi’rajushshibyan ila sama'i ‘ilmilbayan
Tetap dibanjiri thullab dan thalibat
Menuntut ilmu mengkaji kitab
Ia kobarkan semangat generasi muda
Menggapai mustawa dengan karyanya
Mi’rajushshibyan ila sama'i ‘ilmilbayan
Semogalah Allah memanjangkan usianya
Dan dengan perantaraannya
ia memajukan ilmu pengetahuan
di Ampenan bumi Selaparang
Terkirimlah salam penghormatn
Harum semerbk bagaikan kasturi
Dari Tanah Suci Manuju ‘Rinjani”
Dan dengan perantaraannya
ia memajukan ilmu pengetahuan
di Ampenan bumi Selaparang
Terkirimlah salam penghormatn
Harum semerbk bagaikan kasturi
Dari Tanah Suci Manuju ‘Rinjani”
Syaikh Ismail Zain Al Yamani Al Makki, seorang ulama’ besar Kota Suci
Makkah Al Mukarramah sangat kagum kepada Syaikh Zainuddin, kagum kepada
ketinggian ilmu dan keberhasilan perjuangan beliau. Dengan penuh
keikhlasan ulama’ besar Kota Suci itu mengatakan bahwa beliau menyayangi
siapa saja yang disayangi Syaikh Zainuddin dan tidak menyayangi siapa
saja yng tidak disayangi beliau.
Fadlilatul ‘Allamah Prof. Dr.
Sayyid Muhammad ‘Alawi ‘Abbas Al Maliki Al Makki, seorang ulama’ besar
Kota Suci Makkah pernah mengatakan bahwa tidak ada seorangpun ahli ilmu
di kota Suci Makkah Al Mukarramah baik thullab maupun ulama’ yang tidak
kenal akan kehebatan dan ketinggian ilmu Syaikh Zainuddin. Syaikh
Zainuddin adalah ulama’ besar bukan hanya milik ummat Islam Indonesia
tetapi juga milik ummat Islam sedunia.
Prof. Dr. Abdul Wahhab
Ibrahim Abu Sulaiman Guru Besar universitas Ummul Quro Makkah menegaskan
bahwa Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah
ulama’ yang ahli dalam semua bidang ilmu keislaman serta memiliki
kelebihan atas Ulama’-Ulama’ lainnya dan beliu adalah sisa ulama’ salaf
yang saleh (Baqiyyatussa-lafishshalih).
H. Alamsyah Ratu
Perwiranegara dalam kapasitas sebagai Menteri Agama RI mengatakan bahwa
andaikata bukan karena usaha NWDI, wajah masyarakat Lombok tidak seperti
yang kita lihat sekarang ini, tetapi masih hidup dalam nilai-nilai
jahiliyah.
Dr. H. Haryono Suyono Kepala BKKBN Pusat / Menteri
Negara Kependudukan menegaskan bahwa NW bukan saja singkatan dari
Nahdlatul Wathan tetapi juga singkatan dari “Nomor Wahid” karena
kepeloporan an keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan mummat
dan menyukseskan Gerakan KB Nasional.
Sesudah berita kewafatan Al Mukarram maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tersiar, mengalirlah pujian dan komentar dari berbagai kalangan, antara lain :
Drs. H. Warsito, SH. Gubernur Nusa Tenggara Barat merasa kehilangan
yang cukup mendalam dengan wafatnya Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang memiliki kharisma yang cukup tinggi
di mata masyarakat, “Kami dan umat Islam tidak saja di NTB juga di
luar daerah bahkan mungkin umat Islam di luar negeri sungguh merasa
kehilangan”.
H. M. Sadir, SIP Bupati Lombok Timur mengatakan
bahwa kepergian Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid mengundang rasa iba dan kehilangan tidak saja dirasakan
oleh Islam di NTB juga diluar daerah bahkan mungkin di luar negara.
Sebab beliau termasuk ulama’ yang sangat tersohor hingga ke negeri Arab
dimana beliau pernah menimba ilmu agama.
Bupati Lombok Barat Drs.
H. L. Mujitahid mengatakan bahwa dia beserta seluruh warga Lombok Barat
betul-betul sangat merasa kehilangan tokoh kharismtik yang selama ini
sangat dihormati oleh umat Islam di NTB dan luar daerah. Saya sangat
terkesan dengan kepemimpinan Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid yang begitu besar, Al Mukarram Maulanasysyaikh
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan sosok orang tua
sekaligus. Tuan Guru yang pertama kali menyelenggarakan pendidikan
formal di NTB seperti sekarang memang sudah ada Tuan Guru-Tuan Guru
sebelum Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid tetapi sistem pendidikan yang diselenggarakan masih dengan pola
pengajian duduk (halaqah). Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid selama memimpin, tidak pernah mengenal lelah
dalam berdakwah untuk menyebarkan kebenaran, hingga akhir hayatnya.
Beliau tidak pernah istirahat sekalipun di atas tempat pembaringan.
Beliau merupakan sosok pemimpin yang sungguh luar biasa. Mungkin tidak
banyak pemimpin seperti itu dalam memimpin ummat. Patriotisme (semangat
kebangsaan) yang beliau tanamkan sangat tinggi. Termasuk dalam bidang
pembangunan. Beliau memimpin sejak tahun 1930 an di mana pada saat itu
fasilitasnya betul-betul serba minus dan nol hingga bisa berkembang
seperti sekarang ini. Ini betul-betul perjuangan yang luar biasa yng
telah dilakukan beliau.
H. Abul Kadir – Ketua DPRD Tk I Nusa
Tenggara Barat mengatakan bahwa kali pertama dia bertemu dengan Al
mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada
tanggal 30 Mei 1983 (waktu itu jadi Dandim Lotim). Saat itu beliau
berpesan, bahwa sebagaimana orang beragama harus pndai-pandai memegang
amanah dengan teguh dan mampu mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan,
kepada masyarkat dan kepada alam (lingkungan). Dalam kaitan itu setiap
pemimpin harus berpegang kepada empat sifat Rasul yakni shiddiq, amanah,
tabligh, dan fathanah, seorang pemimpin jangan memanfaatkan jabatan
untuk kepentingan pribadi. Jika ada pejabat demikian berarti telah
menghianati amanah yang diberikan. Ada beberapa fatwa beliau yang telah
terngiang di telinga ketua DPRD ini. Fatwa dimaksud yakni sebagai
seorang muslim harus selalu memiliki iman yang teguh dalam menghadapi
masalah. Disamping itu, dalam menghadapi fitnah seorang pemimpin harus
diam seraya memohon hidayah dari Allah SWT.
KH. Ahmad Usman –
Ketua MUI Nusa Tenggara Barat menegaskan bahwa sosok Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mendakwahkan
Islam tidak akan pernah dapat terlupakan. Kalau tidak ada NW di Lombok
ini mungkin sebagian besar umat tetap menganut “Waktu Telu”
keistimewaaan yang diberikan Allah SWT kepada Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yakni berupa umur
panjang dan umur dimaksud dipergunakan untuk berdakwah dan melakukan
kebaikan. Yang tidak dapat dilupakan juga adalah peran Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mendirikan
dan membangun madrasah dan perguruan untuk kepentingan ummat. Bahkan
banyak murid beliau kini telah menyebar di berbagai propinsi, inilah
amal beliau dalam mendakwah Islam termasuk wakaf bangunan.
H.M.
Tubat – Kakanwil Departemen Agama Propinsi Nusa Tenggara Barat
mengatakan bahwa Al Mukkaram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid adalah tuan guru yang kharismanya luar biasa. Dia aktif
mendirikan madrasah dan memberikan dakwah. Melihat kegigihan tuan guru
dalam menyiarkan Islam sepertinya sulit mencari pengganti yang
menyamainya.
Masih banyak lagi komentar dari berbagai kalangan.
Namun kita yakin bahwa setiap orang yang mempunyai gairah keagamaan
sudah pasti merasa kehilangan atas kepergian Al Mukarram Maulanasysyaikh
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, tapi apa daya semua itu sudah
merupakan ketentuan Allah SWT. Kita berharap mudah-mudahan semua
pengikut dan murid-murid beliau diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk
melanjutkan perjuangan beliau, amin ya mujibbassa’ilin
Sumber : Fp. Ensiklopedia NW
0 comments:
Post a Comment
Berikan komentar dengan bahasa sopan dan jelas!
Anda sopan, kami pun segan.