Ciputat (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin 
mengapresiasi Pusdiklat Kemenag yang memberikan pelatihan bagi guru dan 
pimpinan pesantren dalam berbagai bidang, antara lain wirausaha, 
agribisnis, koperasi, serta teknologi informasi dan komunikasi.
Menurutnya,
 sebagai tulang punggung dan jantung pendidikan Islam di Indonesia, 
pesantren harus terus dikembangkan agar terjaga relevansi, urgensi, 
serta kemampuannya merespon tantangan dan harapan masyarakat.
"Penguatan
 tidak hanya menyangkut institusionalnya semata, tapi juga agar para 
pengelola, pengasuh, guru, dan semua pihak yang berkecimpung di dunia 
pesantren mengalami proses pengembangan ke arah yang lebih baik. Sebab, 
tantangan ke depan semakin tidak sederhana karena ekspektasi publik 
sangat besar," ujarnya saat membuka Diklat Teknis Substantif Wirausaha, 
Agrobisnis, Koperasi, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi 
Pimpinan/Guru Pondok Pesantren di Pusdiklat Kemenag, Ciputat, Senin 
(08/05).
Menurut Menag, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam 
pengembangan pesantren. Pertama, keberadaan pesantren sebagai lembaga 
pendidikan keagamaan (tafaqquh fid-din) harus terus diperkuat. 
Karenanya, apapun pengembangan yang dilakukan dalam rangka merespon 
harapan masyarakat, tidak boleh melupakan hakikat pesantren sebagai 
lembaga pendidikan yang memperdalam ilmu keislaman.
"Ini yang 
tidak boleh dilupakan. Ada beberapa contoh pesantren yang kehilangan 
orientasi, terlalu asik mengembangkan diri misalnya di bidang 
kewirausahaan, lalu semakin turun kualitas out putnya dalam penguasaan 
studi keislaman," kata Menag mengingatkan.
Di samping itu, lanjut 
Menag, pesantren mendidik para santrinya untuk memiliki wawasan luas 
dalam bidang keagamaan. Dengan itu, para santri dididik menjadi pribadi 
yang arif dalam menyikapi keragaman.
"Semakin luas wawasan, 
semakin arif. Sebaliknya, semakin sempit wawasan, semakin mudah 
menyalahkan yang berbeda dari dirinya," ujarnya.
Hal kedua yang 
menurut Menag harus diperhatikan dalam pengembangan pesantren adalah 
penguatan kemandirian. Menurutnya, pendidikan keislaman tertua di 
Indonesia ini berkembang dengan dijiwai nilai keikhlasan, kemandirian, 
dan semangat persaudaraan. Ketiganya bahkan menjadi ciri dari pendidikan
 pesantren. Karenanya, pengembangan pesantren.
Menag mengapresiasi
 sejumlah pondok pesantren yang selama ini tidak hanya berkiprah pada 
aspek tafaqquh fiddiin, tapi juga berhasil mengembangkan potensi lainnya
 sesuai kondisi masing-masing. Akan hal ini, program pengembangan ke 
depan akan difokuskan pada pemetaan 8 potensi pesantren, yaitu: koperasi
 dan baitul mal wattamwil, pertanian/agrobisnis, peternakan, 
kewirausahaan, perkebunan, perdagangan, perikanan dan kelautan, serta 
potensi teknologi.
"Saya apresiasi pelaksanaan diklat ini yang fokus pada pengembangan potensi-potensi tersebut," ujar Menag.
"Saya
 mengajak, selain memperkuat aspek tafaqquh fiddiin, kita perkuat juga 
kemandirian Pondok Pesantren dengan mengembangkan potensi yang 
dimiliki," sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Litbang dan Diklat
 Kemenag Abd. Rahman Masud dalam laporannya menyampaikan bahwa diklat 
wirausaha, agrobisnis, koperasi, serta teknologi informasi dan 
komunikasi ini diikuti 120 utusan pesantren dari 34 provinsi di seluruh 
Indonesia.
Proses diklat akan belangsung selama 11 hari dan 
terbagi dalam dua kegiatan, on campus off campus. "On campus berlangsung
 selama 6 hari di kampus Diklat Ciputat. Sedang off campus akan 
berlangsung selama 5 hari bertempat di 4 pondok pesantren," ujar Abd. 
Rahman.
Adapun keempat pesantren yang akan dikunjungi adalah 
Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey Bandung untuk Diklat Agrobisnis, 
Pondok Pesantren Darul Falah Bogor untuk Diklat Kewirausahaan, Pondok 
Pesantren Al-Musaddaddiyah Garut untuk Diklat TIK, dan Pondok Pesantren 
Darut Tauhid Bandung untuk Diklat Koperasi.
Tampak hadir dalam 
pembukaan ini, Kapusdiklat Tenaga Teknis Mahsusi serta Plt. Direktur 
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Imam Safei. (mkd/mkd)
Sumber berita : Kemenag. RI 






0 comments:
Post a Comment
Berikan komentar dengan bahasa sopan dan jelas!
Anda sopan, kami pun segan.